UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
ILMU KELAUTAN BANJARBARU
PERCEMARAN LAUT :
PENGARUH TERHADAP LINGKUNGAN LAUT
Oleh
M.MISBACHUL MUNIR
G1F114201
PENDAHULUAN
Pencemaran laut adalah suatu perubahan
keadaan di suatu tempat penampungan laut seperti danau, sungai, lautan dan laut
tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi,
badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas laut,
hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran laut dapat disebabkan
oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya
kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti laut comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada laut yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya
oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri
membuang berbagai macam polutan ke dalam laut limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan.Laut limbah tersebut memiliki efek
termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam laut.
Penanganan
kondisi lingkungan yang tercemari minyak bumi dapat dilakukan secara fisika,
kimia, dan biologi. Penanganan secara fisika biasanya dilakukan pada langkah
awal yaitu dengan mengisolasi secara cepat sebelum tumpahan minyak menyebar
kemana-mana. Metode fisika yang dapat digunakan ialah dengan mengambil kembali
minyak bumi yang tumpah dengan oil skimmer.
Penanganan secara kimia lebih mudah dilaksanakan yaitu tinggal mencari bahan kimia
dan konsentrasi yang sesuai untuk mendegradasi kandungan minyak bumi. Misalnya
surfaktan sintetis seperti alkil-benzene
sulfonat (ABS) dan turunannya dapat digunakan sebagai bahan baku diterjen dan
mengatasi pencemaran minyak di daratan maupun dipermukaan laut
A. Pencemaran Laut
Pencemaran laut di Indonesia kebanyakan
berasal dari limbah plastik yang berasal dari sampah-sampah rumah tangga di
perkotaan. Sampah ini terbawa oleh arus sungai, kemudian ke laut. Banyak biota
laut yang mengkonsumsi plastik sehingga mati. Senyawa kimia di dalam plastik
yang dikonsumsi oleh ikan, dapat mengendap di dalam tubuh ikan, sehingga jika
ikan ini kemudian dimakan oleh manusia dapat berdampak terhadap kesehatan
manusia itu sendiri. Selain itu, pencemaran
laut di Indonesia dapat pula disebabkan oleh kegiatan perminyakan, seperti
bocornya pipa minyak atau kilang minyak. Kebocoran pipa minyak akan memberikan
masalah serius bagi manusia dan ekosistem laut. Misalnya saja pencemaran laut
dan pantai akibat bocornya pipa minyak di Cilacap pada bulan Mei 2005. Akibat
pencemaran tersebut, nelayan kehilangan pendapatan karena ikan-ikan mati. Nelayan meminta
kompensasi.
Pencemaran laut di artikan sebagai adanya kotoran atau hasil
buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Sumber dari
pencemaran laut ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi
perang, buangan proses di kapal, buangan industri ke laut, proses pengeboran
minyak di laut, buangan sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi
transportasi laut dan buangan pestisida dari perlautan. Namun sumber utama
pencemaran laut adalah berasal dari tumpahan minyak baik dari proses di kapal,
pengeboran lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan
minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjdi fokus
perhatian dari masyarakat luas, karena akibatnya akan sangat cepat dirasakan
oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup di
sekitar pantai tersebut (Hartanto , 2008)
Minyak menjadi pencemar laut nomor satu di
dunia. Sebagian diakibatkan aktivitas pengeboran minyak dan industri. Separuh
lebih disebabkan pelayaran serta kecelakaan kapal tanker.Wilayah Indonesia sebagai jalur kapal internasional pun
rawan pencemaran limbah minyak. Badan Dunia Group of Expert on Scientific
Aspects of Marine Pollution (GESAMP) mencatat sekitar 6,44 juta ton per tahun
kandungan hidrokarbon dari minyak telah mencemari perlautan laut dunia.
Masing-masing berasal dari transportasi laut sebesar 4,63 juta ton, instalasi
pengeboran lepas pantai 0,18 juta ton, dan sumber lain (industri dan pemukiman)
sebesar 1,38 juta ton.Limbah minyak sangat berpengaruh terhadap kerusakan
ekosistem laut, mulai dari terumbu karang, mangrove sampai dengan biota laut,
baik yang bersifat lethal (mematikan) maupun sublethal (menghambat pertumbuhan,
reproduksi dan proses fisiologis lainnya). Hal ini karena adanya senyawa
hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi, yang memiliki komponen senyawa
kompleks, seperti Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan isomer Xylena
(BTEX)Senyawa tersebut berpengaruh besar terhadap pencemaran.
Menurut Soegiarto (1978), pencemaran laut
adalah perubahan laut yang tidak menguntungkan (merugikan) yang diakibatkan
oleh benda-benda asing sebagai akibat perbuatan manusia berupa sisa-sisa industri, sampah kota, minyak bumi,
sisa-sisa biosida, laut panas dan sebagainya. Terdapat banyak tipe pencemaran
yang sangat penting sehubungan dengan lingkungan kelautan, beberapa diantaranya
adalah:
a)
Perubahan kuala, teluk, telaga, pantai serta habitat-habitat pantai karena
b)
pencemaran darat, pengerukan, pengurugan, dan pembangunan.
c)
Penyebaran pestisida dan bahan-bahan kimia lain yang tahan lama
d)
Penularan-penularan bahan-bahan radioaktif di seluruh dunia
e)
Pencemaran oleh pana
f)
Operasi Kapal Tanker
g)
Docking (Perbaikan/Perawatan Kapal)
h)
Terminal Bongkar Muat Tengah Laut
i)
Tanki Ballast dan Tanki Bahan Bakar
j)
Scrapping Kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua)
k)
Kecelakaan Tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran
dan tabrakan)
l)
Sumber di Darat (minyak pelumas bekas, atau cairan yang
mengandung hydrocarbon ( perkantoran & industri )
Pencemaran
minyak semakin banyak terjadi sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan
minyak untuk dunia industri yang harus diangkut dari sumbernya yang cukup jauh,
meningkatnya jumlah anjungan–anjungan pengeboran minyak lepas pantai. dan juga
karena semakin meningkatnya transportasi laut.
Sedangkan
Konvensi Hukum Laut III mengartikan bahwa pencemaran laut adalah
perubahan dalam lingkungan laut termasuk muara sungai (estuaries) yang
menimbulkan akibat yang buruk sehingga dapat merusak sumber daya hayati laut
(marine living resources), bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap
kegiatan di laut termasuk perikanan dan penggunaan laut secara wajar,
menurunkan kualitas air laut dan mutu kegunaan serta manfaatnya. Berdasarkan PP
No.19/1999, pencemaran laut diartikan
sebagai masuknya/ di masukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi
dengan baku mutu dan/atau fungsinya.
B.
Pengaruh terhadap lingkungan laut.
Beberapa efek tumpahan minyak di laut dapat di
lihat dengan jelas seperti pada pantai menjadi tidak indah lagi untuk
dipandang, kematian burung laut, ikan, dan kerang-kerangan, atau meskipun
beberapa dari organisme tersebut selamat akan tetapi menjadi berbahaya untuk
dimakan. Efek periode panjang (sublethal) misalnya perubahan
karakteristik populasi spesies laut atau struktur ekologi komunitas laut, hal ini
tentu dapat berpengaruh terhadap masyarakat pesisir yang lebih banyak
menggantungkan hidupnya di sector perikanan dan budi daya, sehingga tumpahan
minyak akan berdampak buruk terhadap upaya perbaikan kesejahteraan nelayan.
Pada gambar di bawah sdh terlihat jelas bawahwa pencemaran
minyak sampah–sampah yang meakibatkan pencemaran laut di Indonesia karena
aktifitas manusia sengaja maupun tidak sengaja.
Sampah-Sampah
Tumpahan Minyak
Polusi
dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu
menjadi fokus perhatian masyarakat luas, karena akibatnya sangat cepat
dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk
hidup di sekitar pantai tersebut, dan akan merusak biota-biota yang ada di laur
akibat tumpahan minya dan sampah. Lagi pula Indinesia 95% penghasilan dari laut.
Sebetulnya cemaran minyak yang ada di perairan itu dapat
disebabkan oleh beberapa hal antara lain : kecelakaan dan tumpahan selama
proses produksi, transportasi dan penggunaan, presipitasi dari atmosfer, limbah
domestik dan industri serta karena rembesan alamiah dari dasar laut (Saparinto,
2002). Pencemaran minyak di
laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut berpengaruh terhadap
sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana
akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang.
Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan
pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut.
Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian fauna- fauna yang hidup
berasosiasi dengan hutan mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan
biota lainnya.
Disamping itu dengan minyak yang menempel pada
bulu burung, maka burung akan kehilangan kemampuan untuk mengisolasi temperatur
sekitar (kehilangan sekat), sehingga menyebabkan hilangnya panas tubuh burung,
yang jika terjadi secara terus menerus akan menyebabkan burung tersebut
kehilangan nafsu makan dan penggunaan cadangan makanan dalam tubuhnya.
Peristiwa yang sangat besar akibatnya terhadap kehidupan burung laut adalah
peristiwa pecahnya kapal tangki Torrey Canyon yang mengakibatkan matinya
burung–burung laut.