Minggu, 15 Januari 2017

PERCEMARAN LAUT : PENGARUH TERHADAP LINGKUNGAN LAUT

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
ILMU KELAUTAN BANJARBARU
PERCEMARAN LAUT :
PENGARUH TERHADAP LINGKUNGAN LAUT
Oleh
M.MISBACHUL MUNIR
G1F114201



PENDAHULUAN

             Pencemaran laut adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan laut seperti danau, sungai, lautan dan laut tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas laut, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran laut dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
             Sampah organik seperti laut comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada laut yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam laut limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan.Laut limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam laut.
Penanganan kondisi lingkungan yang tercemari minyak bumi dapat dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi. Penanganan secara fisika biasanya dilakukan pada langkah awal yaitu dengan mengisolasi secara cepat sebelum tumpahan minyak menyebar kemana-mana. Metode fisika yang dapat digunakan ialah dengan mengambil kembali minyak bumi yang tumpah dengan oil skimmer. Penanganan secara kimia lebih mudah dilaksanakan yaitu tinggal mencari bahan kimia dan konsentrasi yang sesuai untuk mendegradasi kandungan minyak bumi. Misalnya surfaktan sintetis seperti alkil-benzene sulfonat (ABS) dan turunannya dapat digunakan sebagai bahan baku diterjen dan mengatasi pencemaran minyak di daratan maupun dipermukaan laut

A.      Pencemaran Laut
Pencemaran laut di Indonesia kebanyakan berasal dari limbah plastik yang berasal dari sampah-sampah rumah tangga di perkotaan. Sampah ini terbawa oleh arus sungai, kemudian ke laut. Banyak biota laut yang mengkonsumsi plastik sehingga mati. Senyawa kimia di dalam plastik yang dikonsumsi oleh ikan, dapat mengendap di dalam tubuh ikan, sehingga jika ikan ini kemudian dimakan oleh manusia dapat berdampak terhadap kesehatan manusia itu sendiri. Selain itu, pencemaran laut di Indonesia dapat pula disebabkan oleh kegiatan perminyakan, seperti bocornya pipa minyak atau kilang minyak. Kebocoran pipa minyak akan memberikan masalah serius bagi manusia dan ekosistem laut. Misalnya saja pencemaran laut dan pantai akibat bocornya pipa minyak di Cilacap pada bulan Mei 2005. Akibat pencemaran tersebut, nelayan kehilangan pendapatan karena ikan-ikan mati. Nelayan meminta kompensasi.
Pencemaran laut di artikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Sumber dari pencemaran laut ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan proses di kapal, buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut, buangan sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan buangan pestisida dari perlautan. Namun sumber utama pencemaran laut adalah berasal dari tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjdi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut (Hartanto , 2008)
Minyak menjadi pencemar laut nomor satu di dunia. Sebagian diakibatkan aktivitas pengeboran minyak dan industri. Separuh lebih disebabkan pelayaran serta kecelakaan kapal tanker.Wilayah Indonesia sebagai jalur kapal internasional pun rawan pencemaran limbah minyak. Badan Dunia Group of Expert on Scientific Aspects of Marine Pollution (GESAMP) mencatat sekitar 6,44 juta ton per tahun kandungan hidrokarbon dari minyak telah mencemari perlautan laut dunia. Masing-masing berasal dari transportasi laut sebesar 4,63 juta ton, instalasi pengeboran lepas pantai 0,18 juta ton, dan sumber lain (industri dan pemukiman) sebesar 1,38 juta ton.Limbah minyak sangat berpengaruh terhadap kerusakan ekosistem laut, mulai dari terumbu karang, mangrove sampai dengan biota laut, baik yang bersifat lethal (mematikan) maupun sublethal (menghambat pertumbuhan, reproduksi dan proses fisiologis lainnya). Hal ini karena adanya senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi, yang memiliki komponen senyawa kompleks, seperti Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan isomer Xylena (BTEX)Senyawa tersebut berpengaruh besar terhadap pencemaran.
Menurut Soegiarto (1978), pencemaran laut adalah perubahan laut yang tidak menguntungkan (merugikan) yang diakibatkan oleh benda-benda asing sebagai akibat perbuatan manusia berupa sisa-sisa industri, sampah kota, minyak bumi, sisa-sisa biosida, laut panas dan sebagainya. Terdapat banyak tipe pencemaran yang sangat penting sehubungan dengan lingkungan kelautan, beberapa diantaranya adalah:
a)      Perubahan kuala, teluk, telaga, pantai serta habitat-habitat pantai karena
b)      pencemaran darat, pengerukan, pengurugan, dan pembangunan.
c)      Penyebaran pestisida dan bahan-bahan kimia lain yang tahan lama
d)     Penularan-penularan bahan-bahan radioaktif di seluruh dunia
e)      Pencemaran oleh pana
f)       Operasi Kapal Tanker
g)      Docking (Perbaikan/Perawatan Kapal)
h)      Terminal Bongkar Muat Tengah Laut
i)        Tanki Ballast dan Tanki Bahan Bakar
j)        Scrapping Kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua)
k)      Kecelakaan Tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan tabrakan)
l)        Sumber di Darat (minyak pelumas bekas, atau cairan yang mengandung hydrocarbon ( perkantoran & industri )
Pencemaran minyak semakin banyak terjadi sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan minyak untuk dunia industri yang harus diangkut dari sumbernya yang cukup jauh, meningkatnya jumlah anjungan–anjungan pengeboran minyak lepas pantai. dan juga karena semakin meningkatnya transportasi laut.
Sedangkan Konvensi Hukum Laut III  mengartikan bahwa pencemaran laut adalah perubahan dalam lingkungan laut termasuk muara sungai (estuaries) yang menimbulkan akibat yang buruk sehingga dapat merusak sumber daya hayati laut (marine living resources), bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk perikanan dan penggunaan laut secara wajar, menurunkan kualitas air laut dan mutu kegunaan serta manfaatnya. Berdasarkan PP No.19/1999, pencemaran laut diartikan sebagai masuknya/ di masukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya.

B.            Pengaruh terhadap lingkungan laut.
Beberapa efek tumpahan minyak di laut dapat di lihat dengan jelas seperti pada pantai menjadi tidak indah lagi untuk dipandang, kematian burung laut, ikan, dan kerang-kerangan, atau meskipun beberapa dari organisme tersebut selamat akan tetapi menjadi berbahaya untuk dimakan. Efek periode panjang (sublethal) misalnya perubahan karakteristik populasi spesies laut atau struktur ekologi komunitas laut, hal ini tentu dapat berpengaruh terhadap masyarakat pesisir yang lebih banyak menggantungkan hidupnya di sector perikanan dan budi daya, sehingga tumpahan minyak akan berdampak buruk terhadap upaya perbaikan kesejahteraan nelayan.
Pada gambar di bawah sdh terlihat jelas bawahwa pencemaran minyak sampah–sampah yang meakibatkan pencemaran laut di Indonesia karena aktifitas manusia sengaja maupun tidak sengaja.
     Sampah-Sampah
            Tumpahan Minyak          
                              
Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjadi fokus perhatian masyarakat luas, karena akibatnya sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut, dan akan merusak biota-biota yang ada di laur akibat tumpahan minya dan sampah. Lagi pula Indinesia 95%  penghasilan dari laut.
Sebetulnya cemaran minyak yang ada di perairan itu dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain : kecelakaan dan tumpahan selama proses produksi, transportasi dan penggunaan, presipitasi dari atmosfer, limbah domestik dan industri serta karena rembesan alamiah dari dasar laut (Saparinto, 2002). Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian fauna- fauna yang hidup berasosiasi dengan hutan mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya.
Disamping itu dengan minyak yang menempel pada bulu burung, maka burung akan kehilangan kemampuan untuk mengisolasi temperatur sekitar (kehilangan sekat), sehingga menyebabkan hilangnya panas tubuh burung, yang jika terjadi secara terus menerus akan menyebabkan burung tersebut kehilangan nafsu makan dan penggunaan cadangan makanan dalam tubuhnya. Peristiwa yang sangat besar akibatnya terhadap kehidupan burung laut adalah peristiwa pecahnya kapal tangki Torrey Canyon yang mengakibatkan matinya burung–burung laut.